Monday, 5 October 2015

bahan ajar video inovatif

PEMBUATAN BAHAN AJAR VIDEO
ADAPTASI DAN CIRI-CIRI TUMBUHAN KAKTUS DAN PEMAKAN SERANGGA KELAS VI SD/MI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Belajar
Dosen Pengampu : Andi Prastowo, S.Pd.I, M.Pd.
Description: D:\KULIAAAHKUU\Sem.1\logo.png







Oleh :
Benny Mu’alim (12480080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015



KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat  diselesaikan dengan baik dan tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Belajar.
Makalah ini bertajuk “Pembuatan Bahan Ajar Video Adaptasi dan Ciri-Ciri Tumbuhan Kaktus dan Pemakan Serangga Kelas VI SD/MI”, berisikan tentang pengertian bahan ajar video, proses pembuatan bahan ajar video dan penutup.
Pembuatan makalah ini terlaksana atas bantuan dari beberapa pihak, sehingga tidak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada :
1.      Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2.      Ayah Ibu terhebat penulis yang senantiasa memberi doa, dukungan dan apapun yang sangat luar biasa,
3.      Andi Prastowo, M.Pd. I., selaku pengampu dan pembimbing kami pada mata kuliah Pengembangan Sumber Belajar,
4.      Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian ataupun bagi penulis sendiri. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah di kemudian hari.

Yogyakarta,  20 Mei  2015

Penulis



BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi yang semakin cepat merupakan sebuah kesempatan yang sangat bagus. Kesempatan itu terutama dapat dimanfaatkan oleh seorang pendidik dalam kaitan pembelajaran yaitu pengembangan bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar yang dapat dikembangkan dalam hal ini salah satunya yaitu bahan ajar video. Bahan ajar video ini tentunya lebih dapat memberikan kesan berbeda dalam otak peserta didik karena video ini mengandung audio dan visual. Tentunya video ini sebagai bahan ajar yang sangat menarik bagi peserta didik. Biasanya video ini merupakan video yang paling digemari oleh peserta didik.
Video ini tentunya sebagai bahan ajar yang dapat memberikan manfaat lebih bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Misalnya bagi peserta didik yang kurang pendengaran dengan video harapannya tetap bisa menangkap informasi yang diberikan misalnya dengan dukungan gambar yang diberikan. Bagi peserta didik yang penglihatannya terganggu diharapkan tetap bisa mengikuti dengan audio yang melengkapi video tersebut. Jadi video ini tentunya sangat membantu pendidik untuk memberikan gambaran terhadap peserta didik yang kira-kira tidak bisa dihadirkan oleh pendidik contoh gambaran tentang negara-negara, kisah nabi, dan lain-lain. Dan video ini juga merupakan upaya dalam menghadapi kemajuan globalisasi ini.

 

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahannya:
1.      Apa pengertian bahan ajar video?
2.      Apa saja unsur penyusun bahan ajar video?
3.      Bagaimana langkah pembuatan bahan ajar video?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Video
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), video diartikan sebagai gambar hidup atau program televise lewat tayangan pesawat televisi. Atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Video memiliki kategori sebagai segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Video termasuk bahan ajar audiovisual, artinya bahan ajar tersebut mengombinasikan materi visual dan materi audio.
Pemanfaatan program video dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya:
1.      memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik.
2.      memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat.
3.      dapat mendemostrasikan perubahan waktu ke waktu.
4.      menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnya.
5.      menunjukan cara penggunaan alat.
6.      memperagakan ketrampilan yang akan dipelajari.
7.      menunjukan tahapan prosedur.
8.      menghadirkan penampilan drama atau musik.
9.      menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu.
10.  menyampaikan objek tiga dimensi.
11.  memperlihatkan diskusi atau interaksi anatara dua orang atau lebih.
12.  memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk merasakan keadaan tertentu.
B.     Kelebihan dan Keterbatasan Video
1.      Kelebihan dan Keterbatasan Video menurut American Hospital Association
Kelebihan video:
·         bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak terhadap topic yang dibahas
·         dapat diputar ulang
·         gerakan mulut dapat direkam dengan video
·         dapat dimasukkan teknik film lain seperti animasi
·         dapat dikombinasikan antara gambar diam dengan gerakan
·         proyektor standar dapat ditemukan dimana-mana
Keterbatasan video: ongkos produksi mahal dan tidak kompatibel untuk bergam format video
2.      Kelebihan dan Keterbatasn Video Menurut Anderson
kelebihan video:
·         Dengan video, dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu.
·         Dengan video, penampilan peserta didik dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi.
·         Dengan menggunakan efek tertentu, dapat memperkokoh proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut.
·         Dengan video, dapat diambil isi dan susunan yang masih utuh dari materi pelajaran atau latihan.
·         Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) berbeda dengan jumlah penonton (peserta) yang tidak terbatas.
·         Pembelajaran dengan video merupakan suatu pembelajaran mandiri, di mana siswa siswa belajar sesuai kecepatan masing-masing dapat dirancang.

keterbatasan video:
·         Peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan serta harus cocok dengan formatnya dengan pita video atau piringan video (VCD/DVD) yang akan digunakan.
·         Menyusun naskah atau scenario video tidak mudah dan memakan waktu.
·         Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya.
·         Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film, hasilnya tidak bagus.
·         Layar monitor kecil akan membatasi jumlah penonton.
·         Jumlah grafis pada garis untuk video terbatas.
·         Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang berkelanjutan.

C.    Film dan Pemanfatannya sebagai Bahan Ajar
Film digunakan untuk tiga tujuan utama, yaitu pertama, tujuan kognitif untuk mengajarkan pengenalan kembali atau perbedaan stimulasi gerak yang relevan. Kedua, tujuan psikomotorik untuk memperlihatkan contoh ketrampilan gerak. Ketiga,  tujuan afektif untuk mempengaruhi sikap dan emosi.

D.    Kelebihan dan Keterbatasan Film
Menurut Anderson (1987) ada delapan kelebihan film sebagai bahan ajar, yaitu:
1.      Film dapat menyajikan gambar bergerak untuk mempergakan rangsangan atau respons yang serasi yang dikehendaki dalam training.
2.      Film dapat membuat efek visual.
3.      Sejarah film yang panjang memungkinkan tersedianya berbagai film di banyak perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar.
4.      Film dapat digunakan dengan proyeksi dari depan atau belakang.
5.      Isi dan urut-urutan materi pelajaran sudah terpadu.
6.      Proyeksi film pada umumnya mudah diperoleh, mudah dibawa, dan gampang pengoperasiannya.
7.      Kualitas hambar yang ditransfe dari film ke video lebih baik daripada video ke film.
8.      Ukuran film yang sudah terstandarisasi memungkinkan digunakan di mana-mana.
                        Sementara, kelemahan-kelemahan film sebagai bahan ajar, diantaranya:
1.      Biaya produksi tinggi dan para ahli dalam bidang masih langka.
2.      Memproses film membutuhkan waktu.
3.      Sering kali lembaga-lembaga tidak memiliki sarana produksi film bersuara yang sederhana dan murah.
4.      Film yang sudah dipakai tidak dapat dihapus dan digunakan kembali.
5.      Harus ditangani dan dirawat dengan hati-hati.

E.     Unsur-unsur Bahan Ajar Video atau Film
            Menurut Diknas (2004), struktur bahan ajar video atau film meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian.

F.     Memahami Langkah-langkah Praktis Penyusunan Bahan Ajar Video atau Film
            Langkah-langkah menyusun video/film, menurut Diknas (2004) sebagai berikut. Pertama, judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan banyak sedikitnya materi. Kedua, pembuatan synopsis yang menggambarkan secara singkat dan jelas tentang materi yang akan dibahas dalam program video. Ketiga, informasi pendukung dijelaskan secara gambling, padat daj menarik dalam bentuk story board atau naskah. Keempat, pengambilan gambar dilakukan atas dasar story board. Kelima, proses editing dilakukan oleh orang yang mengetahui alat editing didampingi oleh orang yang menguasai isi materi video/film. Keenam, dilakukan penilaian terhadapa program secara keseluruhan baik secara substansi, edukasi, maupun sinematografi. Ketujuh, program video atau fim biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat diberikan pada akhir penayangan melalui presenter. Kedelapan, penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban tertulis dari pertanyaan dalam program video/film atau hasil karya dari tugas yang diberikan.
            Arif dan Napitupulu (1997), untuk memproduksi program audio visual terdapat empat fase yaitu perencanaan,produksi, kegiatan tindak lanjut, serta penilaian dan kesimpulan.
1.      Fase Perencanaan
Fase ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Penentuan topik.
b.      Pemilihan strategi.
c.       Penentuan seluk-beluk atau profil para penerima.
d.      Penentuan gagasan pokok (sentral).
e.       Penetapan tujuan kegiatan.
f.       Pengembangan gagasan pokok menjadi satu garis besar.
g.      Penegasan strategi atau bentuk program.
h.      Pembuatan papan cerita atau menulis naskah.
Untuk menyiapkan papan cerita, perlu memperhatikan tiga hal, yaitu kesederhanaan atau mudah dibaca, kontinuitas gambar atau foto, kesesuaian untuk dilihat atau didengar.
i.        Penyiapan jadwal pengambilan gambar rekaman, penyutingan, dan sebagainya.

2.      Fase Produksi
Fase ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Pengambilan gambar dan grafik
b.      Perekaman narasi dan efek
c.       Sinkronisasi atau penyutingan

3.      Fase Kegiatan Tindak Lanjut
Fase ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Penyiapan cara menggunakan atau petunjuk bagi pemakai atau pendidik.
b.      Penilaian program.

4.      Fase Penilaian dan Kesimpulan
Fase ini merupakan bagian terakhir dari proses produksi video atau film. Dalam fase ini, video atau film dievaluasi ulang untuk penyempurnan, baru kemudian masuk ke kesimpulan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Video diartikan sebagai gambar hidup atau program televise lewat tayangan pesawat televisi. Struktur bahan ajar video atau film meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian. Langkah pembuatan bahan ajar video/film yaitu, pertama, judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan banyak sedikitnya materi. Kedua, pembuatan synopsis yang menggambarkan secara singkat dan jelas tentang materi yang akan dibahas dalam program video. Ketiga, informasi pendukung dijelaskan secara gambling, padat daj menarik dalam bentuk story board atau naskah. Keempat, pengambilan gambar dilakukan atas dasar story board. Kelima, proses editing dilakukan oleh orang yang mengetahui alat editing didampingi oleh orang yang menguasai isi materi video/film. Keenam, dilakukan penilaian terhadapa program secara keseluruhan baik secara substansi, edukasi, maupun sinematografi. Ketujuh, program video atau fim biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat diberikan pada akhir penayangan melalui presenter. Kedelapan, penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban tertulis dari pertanyaan dalam program video/film atau hasil karya dari tugas yang diberikan.



DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.  Yogyakarta: Diva Press.




No comments:

Post a Comment